Politisi Demokrat Minta Presiden Jokowi Copot Wiranto

Politik2,069 views

JAKARTA, (Publiknews.com) – Peristiwa gugurnya dua mahasiswa asal Universitas Halu Oleo, yakni Randi dan Yusuf, saat unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara pada Kamis (26/9) kemarin menuai kecaman dari berbagai pihak.

Wakil Ketua Komisi III fraksi Partai Demokrat, Erma Ranik, meminta Presiden Joko Widodo mencopot Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto. Mantan Panglima ABRI itu dinilai tak cakap menjalankan tugas.

“Terbukti gagal dalam melakukan antisipasi terhadap persoalan politik dan keamanan yang menjadi domain wilayah kerjanya,” kata Erma di Jakarta, Jumat, 27 September 2019.

Anggota Komisi III DPR RI Erma Suryani Ranik. (Foto: Istimewa)

Menurut dia, kegagalan ini dalam wafatnya dua mahasiswa dalam demonstrasi di Sulawesi Tenggara (Sultra). Dia juga meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mengusut tuntas peristiwa tersebut.

Aparat yang terlibat dan rincian mengenai peluru apa yang membunuh dua mahasiswa itu harus dibuka. Pasalnya, jika menggunakan peluru karet, kedua pelajar itu tak akan meninggal.

“Copot juga Kapolda Sulawesi Tenggara (Brigjen Iriyanto) karena terbukti tidak profesional menangani aksi demonstrasi,” kata Erma.

Dia menyebut tak seharusnya aparat bertindak represif. Penanganan aksi demonstrasi dan kritik kepada pemerintah tak boleh dengan penindasan. “Hindari karena akan menimbulkan korban. Indonesia adalah negara demokrasi,” kata Erma.

Dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara, Randi dan Yusuf Kardawi, meninggal usai demo di Kantor DPRD Sultra, Kamis, 26 September 2019. Randi tewas tertembak.

Randi sempat dibawa ke Rumah Sakit TNI AD dr Ismoyo. Setelah menjalani perawatan kurang lebih lima menit, mahasiswa tersebut meninggal, sedangkan Yusuf meninggal pagi tadi setelah dirawat di RS Bahteramas Kendari.

Sementara itu, Wiranto menyebut akan ada gerakan gelombang baru kelompok demontrasi dalam menolak berbagai rancangan undang-undang (RUU). Masyarakat diminta waspada.

“Karena (demo) akan mengerahkan kelompok Islam radikal, kelompok Islam garis keraslah istilahnya,” kata Wiranto, kemarin.

Dia mengatakan gelombang baru ini sengaja dibentuk untuk menciptakan kerusuhan. Bahkan, Wiranto menyebut suporter sepak bola juga akan disasar untuk terlibat dalam gelombang baru ini.

“Kemudian teman-teman buruh ya. Jangan sampai nanti dipengaruhi oleh mereka yang hanya membangun kekacauan ini. Juga tukang ojek dan paramedis,” jelas Wiranto.

Dia menyebut gelombang baru di luar mahasiswa ini sengaja menimbulkan korban untuk menyalahkan aparat keamanan. Hal itu telah tampak pada gerakan yang diisi pelajar pada Rabu, 25 September 2019.(metrotv)

Editor: Ge. Setiawan

[ays_poll id=1]

Lihat Berita dan Artikel Terbaru Publik News Lainnya di Google News


Redaksi Publik News menerima kiriman berita, rilis pers dan opini. Kirim ke: mediapubliknewscom@gmail.com atau WhatsApp: 0852 7213 4500

Komentar