JAKARTA, (Publiknews.com) – Ledakan bom lontong di rumah terduga teroris Husain alias Abu Hamzah di Sibolga, Sumatera Utara, membuat ratusan warga kini memilih untuk mengungsi. Polisi pun juga tak ingin mengambil risiko dengan mensterilakan permukiman dalam radius 100 meter dari kediaman Abu Hamzah.
“Untuk warga sekitar 100 meter dari TKP sudah disterilisasi, tidak boleh mendekat ke TKP. Karena dampak dari ledakan bom bunuh diri yang dilakukan oleh istri terduga teroris cukup luas,” ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2019).
Sebelumnya, pascasang istri terduga teroris meledakkan diri, polisi tak langsung masuk menggeledah TKP. Karena diduga masih ada bom dan bahan-bahan radioaktif lainnnya di dalam rumah melaku.
Begitu kondisi dinyatakan steril, penyisiran dilakukan. Saat ditemukan tubuh istri dan anak Husain terkoyak menjadi beberapa bagian. Sebenarnya apa yang menjadi motif dari istri Abu Hamzah hingga meledakkan diri? Apakah ini salah satu karateristik paham ISIS bahwa bunuh diri adalah salah satu jalan menuju surga?
Berikut beberapa hal yang perlu diketahui dari tiga sosok terduga teroris Sibolga yang berhasil diciduk polisi:
1. Pasutri di Sibolga
Identitas terduga teroris Abu Hamzah yang melakukan bom bunuh diri di rumahnya bernama Solimah, asal Kota Padangsidimpuan.
“Sebagian tubuh korban hancur dan serpihan tubuhnya masih tertinggal di lokasi ledakan. Karena tubuh korban terpental sekitar 70 meter dari rumahnya, maka Tim DVI masih bekerja untuk memastikan apakah masih ada bagian tubuh yang lain. Bagian tubuh yang ditemukan itu tubuh orang dewasa. Itu dapat dilihat dari tulang dan potongan tubuh yang tersisa,” sebut Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto dilansir dari Antara.
Sementara itu, polisi yang berhasil mengorek dari warga sekitar perihal pasangan suami istri ini menyebutkan, bahwa kehidupan Abu dan Solimah berubah setelah kepulangan mereka beberapa tahun lalu dari Pulau Jawa.
Bahkan dari beberapa pengakuan tetangganya, wajah kedua pasutri ini tidak begitu dikenal. Yang mereka tahu sang suami (Abu Hamzah) sehari-hari bekera memperbaiki lampu listrik.
“Kalau suaminya itu (Husain alias Abu Hamzah) warga Sibolga ini, marga Simatupang. Kerjanya memperbaiki lampu listrik. Kalau istrinya kami kurang tahu asalnya dari mana,” kata warga sekitar.
2. Ameng alias Abu Halimah
Selain Abu Hamzah, sehari kemudian, Tim Densus 88 Antiteror Polri berhasil membekuk terduga teroris lainnya. AK alias Ameng alias Abu Halimah belakangan diketahui merupakan teman dari Husain.
Ameng ditangkap di Jalan Kutilang, Kecamatan, Sibolga Selatan dan perannya sebagai penyandang dana dalam kelompok Sibolga.
“Dia penyandang dana untuk membeli berbagai kebutuhan untuk merakit bom, sebesar Rp 15 juta,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (14/3/2019).
Dari tangannya, polisi menyita satu buah rompi berisi 10 bom pipa dan satu kardus berisi bahan peledak.
3. ZP alias Ogek Zul
Satu teman Abu Hamzah lainnya yang berhasil diciduk adalah Ogek. Dia ditangkap di Jalan Singsingmangaraja, Kota Sibolga. Selain menyimpan bahan peledak, Ogek juga berperan aktif dalam merencakan amaliah.
“Setidaknya, ada sekitar 300 kilogram bahan peledak yang diamankan polisi dari para terduga teroris itu. Ini cukup besar,” kata Dedi.
4. RG alias Riky alias Abu Riky
Para terduga teroris tak hanya berhenti di Sibolga, Sumatera Utara. Densus 88 meringkus seorang penjual makaroni di Rokan Hilir, Riau.
“Telah ditangkap satu terduga teroris di Rokan Hilir, Riau pada sekitar pukul 08.25 WIB tadi oleh tim Densus 88 AT Polri di-back up Brimob Polda Riau dan Polres Rohil. Pekerjaan yang bersangkutan wiraswasta atau penjual makaroni,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (14/3/2019).
Penangkapan dilakukan saat terduga teroris berusia 25 tahun itu hendak membeli sarapan di Jalan Utama Kelurahan Bagan Kota.
Penggeledahan pun langsung dilakukan di rumah pelaku di di Jalan Pratomo, Kelurahan Bagan Kota. Hasilnya, polisi menyita barang bukti berupa 8 anak panah, busur panah, face target, 2 ponsel, stunt gun, jaket dan topi tactical, buku rekening, charger ponsel dan laptop, serta tas warna hitam.
Dedi membeberkan beberapa keterlibatan Abu Riky dalam kasus terorisme. Rata-rata, dia melakukan propaganda melalui media sosial. Salah satunya perihal ledakan di Parkiran Timur Senayan.
“Dia mengunggah video TKP ledakan di Parkiran Timur Senayan (Minggu, 17 Februari 2019) ke Group Channel Media Khilafah,” ujar Dedi dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (14/3/2019).
Namun, polisi belum bisa menyimpulkan lebih jauh keterkaitan Abu Riky dengan teror petasan yang meledak saat nobar debat capres itu.
Sumber: Liputan6.com
Editor: Ge. Setiawan
Lihat Berita dan Artikel Terbaru Publik News Lainnya di Google News
Redaksi Publik News menerima kiriman berita, rilis pers dan opini. Kirim ke: mediapubliknewscom@gmail.com atau WhatsApp: 0852 7213 4500
Komentar