SIAK, (Publiknews.com) – Hanya hujan yang mampu memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Siak, Riau. Hujan yang dinantikan pun tiba setelah warga Siak menjalankan sholat istisqa untuk meminta hujan.
“Beberapa hari lalu, kami bersama masyarakat melaksanakan salat istisqa, salat memohon diturunkan hujan. Ya, bagaimanapun juga, bencana kebakaran hutan ini kan dari alam. Yang bisa melawannya ya alam juga,” tutur Asisten Pemerintahan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Daerah Kabupaten Siak, Riau, Budi Yuwono.
Kehadiran hujan pun mampu mengurangi dan memadamkan api. Walau begitu, pemadaman kebakaran hutan terus dilakukan petugas dengan semprotan air dan water-bombing yang dibawa helikopter.
“Semalam saja ada 10 titik api terbaru. Sampai sekarang kami masih belum tahu, apakah titik api itu timbul sendiri atau karena perilaku manusia yang buang puntung rokok sembarangan,” lanjut Budi saat diskusi Ongkos Kesehatan dari Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan 2019 di Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Hingga Selasa, 13 Agustus 2019, pemadaman titik api terus dilakukan. Serangkaian tahapan pun dilalui.
“Sudah ada dua lokasi yang padam, empat lokasi sedang dalam pendinginan, dan empat lokasi lain masih upaya pemadaman,” Budi menambahkan.
Sejumlah titik api yang terbakar tersebut merupakan lahan yang terlantar. Tidak ada yang mengurus dan memantaunya.
“Kebanyakan lahan terlantar. Begitu luas lahannya. Enggak cukup hanya dipantau oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) saja. Ada juga lahan yang dikuasai perusahaan tapi tidak termanfaatkan dengan baik. Lama-lama tumbuh semak belukar dan terlantar,” tegas Budi.(liputan6)
Editor: Ge. Setiawan
Lihat Berita dan Artikel Terbaru Publik News Lainnya di Google News
Redaksi Publik News menerima kiriman berita, rilis pers dan opini. Kirim ke: mediapubliknewscom@gmail.com atau WhatsApp: 0852 7213 4500
Komentar