Kadis PU Siak Meradang, Skat Kanal yang Dibangun PT BKM Minta Segera Dibongkar

Siak3,877 views

SIAK, (Publiknews.com) – Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tata Ruang dan Pemukiman (Tarukim) Kabupaten Siak, Irving Kahar meradang saat mengetahui suplesi air untuk pertanian petani di Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, Riau telah dibangun bendungan dan skat kanal oleh PT Balai Kayang Mandiri (BKM).

Padahal kanal untuk suplesi pengairan dibangun menggunakan dana APBN untuk kepentingan masyarakat Siak khususnya dipersawahan, akan tetapi malah dipakai untuk kepentingan perusahaan.

” Yang bangun kanal Pemerintah Daerah melalui dana APBN dan APBD, kok malah di bendung secara permanen oleh BKM. Tentu petani menjerit karena lahan persawahan milik mereka kekeringan. Kita minta bendungan dan skat kanal itu dibongkar secepatnya, paling lambat dua hari,”ucap Kadis PU Tarukim Siak, Irving Kahar, Selasa (15/10/2019) di aula kantor Penghulu kampung Kemuning Muda.

Jika tidak segera dibongkar, lanjut Irving, besok, Rabu (16/10/2019) kita juga akan menurunkan alat berat ke lokasi untuk membongkarnya. Jangan karna alasan mengatasi karhutla, tapi malah mengorbankan nasib petani.

” Pakai hati lah perusahaan tuh, seharusnya mereka harus minta izin dong ke PU Siak, karna kanal itu yang buat pemerintah daerah,jangan karna kepentingan sepihak maen bendung bendung aja,” cetus Irving di dalam forum pertemuan dengan masyarakat Kecamatan Bungaraya dan di hadapan Perusahaan BKM dan TKWL.

Sementara itu, Humas PT Balai Kayang Mandiri (BKM), Yustinus berjanji akan membongkar bendungan yang dilakukan oleh perusahaan tempatnya bekerja itu, sebab ia mengklaim akan terus mensupport Pemerintah Daerah Kabupaten Siak.

“Kita akan bongkar bendungan tersebut,dan tadi juga sudah dibuat kesepakatan dengan pihak Pemerintah Daerah, DLH, Dari KLHK, bahkan hadir juga perwakilan Badan Restorasi Gambut.Kita komit mendukung pemerintah daerah” Klaim Humas BKM saat ditemui setelah pertemuan dengan masyarakat Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, Riau.

Untuk diketahui, seluas 3314 Hektar lahan pertanian dan persawahan milik petani di Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, Riau terancam batal tanam dikarenakan lahan tersebut kesulitan mendapatkan air.

Sementara itu,penyebab terjadinya kekeringan tersebut akibat bendungan yang dibangun oleh PT BKM sehingga suplesi air tidak sampai ke persawahan.

” Sumber air dari atas dibendung PT BKM gimana mau ada air ke sawah,padahal kami sudah kekeringan seperti ini, bagaimana kami mau bertani. Apalagi Blok dan sekat kanal yang dibuat BRG itu malah ntah apa apa manfaatnya bagi kami, malah membuat kami semakin kekeringan,” kata Sukri (40) salah satu ketua kelompok tani yang ada di kampung Kemuning Muda, saat pertemuan dengan pihak perusahaan BKM dengan pihak Kepolisian, Dinas PU Siak, Dinas Pertanian Siak, Perangkat Kampung se-kecamatan Bungaraya, Camat Bungaraya, TNI, KLHK dan Badan Restorasi Gambut.

Dilain pihak, Badan Restorasi Gambut (BRG) yang saat itu ikut hadir dalam acara itu, selalu menghindar dan tiba tiba pergi begitu saja saat hendak dikonfirmasi awak media.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sulit Mendapatkan Air, Petani Bungaraya Terancam Gagal Tanam Musim Ini

Sebagai kecamatan Lumbung padi di kota Istana, Bungaraya terdapat hamparan sawah yang luas. Namun, apa jadinya, jika hamparan yang luas itu gersang bak padang pasir di negara Afrika. Melihat kejadian ini, sebagain besar masyarakat kecamatan Bungaraya, kabupaten Siak, Riau merasa ada yang salah dengan sistem pengairan yang ada di sana. Seharusnya bulan ini memasuki masa penyemaian dan pengolahan lahan, akibatnya tertunda hingga saat ini.

Hal itu diungkapkan Warsidi, salah seorang petani asal kampung Kemuning Muda beberapa hari lalu. Ia mengeluhkan adanya kekurangan debit air yang biasanya digunakan untuk mengairi sawah menjelang masa penyemaian tiba.

“Debit air yang ada tidak bisa mengairi sawah petani di kampung ini. Biasanya, bulan ini petani di sini sudah melakukan penyemaian bibit. Beda dengan sekarang, jangankan untuk nyemai bibit, mengolah lahan saja kami tidak bisa karena gak ada airnya,” kata Warsidi kepada Publiknews.com, Senin, (14/10/2019) siang.

Warsidi juga mengatakan, pada hari Ahad kemarin, seluruh petani yang ada di kampungnya melakukan rapat dengan pembahasan masalah air dengan pihak pemerintah kampung. Namun, hasilnya belum ada kesepakatan dan rapat akan dilakukan kembali beberapa hari kemudian dengan melibatkan seluruh aparat pemerintah yang ada.

“Hari Ahad semalam, kami sudah melakukan rapat dengan kepala kampung atau Penghulu. Hadir juga acara itu dari anggota Koramil, Bhabinkamtibmas dan beberapa ketua kelompok tani yang ada di sini. Namun, rapat itu belum membuahkan hasil kata mufakat. Kalau tidak ada halangan, hari Selasa besok atau Rabu akan dilakukan rapat kembali dengan melibatkan pihak pemerintah kampung, kecamatan, dinas Pertanian dan PU guna mencarikan solusi,” lanjutnya.

Sementara itu, salah satu Juru pengairan kecamatan Bungaraya Badru Zaman mengatakan, saat ini jika petani mengandalkan pengairan dari Pompanisasi yang ada, tidak bisa memenuhi kebutuhan air seluruh petani se-kecamatan.

“Kalau dari mesin Pompanisasi yang ada saat ini, tidak mampu mencukupi kebutuhan air seluruh petani yang ada di kecamatan ini mas,” katanya.

Badru juga menjelaskan, kekeringan itu terjadi semenjak adanya sekat kanal yang dibangun oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) yang ada di HGU milik sebuah perusahaan. Makanya, hari Ahad semalam masyarakat melakukan rapat koordinasi dengan pihak pemerintah kampung terkait masalah tersebut,” urainya.

Senada juga disampaikan Anjas warga lain, ia dengan tegas mengatakan, jika dalam waktu dekat ini masalah air tidak teratasi, ia mengancam akan menjebol tanggul milik perusahaan yang dianggap menjadi masalah kekeringan di sawah mereka.

“Pokoknya dalam waktu dekat ini masalah air tidak teratasi, kami akan melakukan penjebolan tanggul atau skat kanal di HGU milik salah satu perusahaan yang ada di atas. Sebab, semenjak adanya skat kanal itu, kami petani di kampung Kemuning kesulitan mendapatkan air untuk persawahan,” tegasnya.

Laporan : Koko

[ays_poll id=1]

Lihat Berita dan Artikel Terbaru Publik News Lainnya di Google News


Redaksi Publik News menerima kiriman berita, rilis pers dan opini. Kirim ke: mediapubliknewscom@gmail.com atau WhatsApp: 0852 7213 4500

Komentar