SIAK, PUBLIKNEWS.COM – Gonjang-ganjing di tubuh PT Samudera Siak (SS) akhirnya memuncak. Melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) secara sirkuler pada Selasa (5/8), para pemegang saham, yakni PT Sarana Pembangunan Siak (SPS) dan PT Siak Pertambangan dan Energi (SPE), resmi memberhentikan jajaran direksi dan komisaris PT SS secara tidak hormat, sekaligus mengangkat pengurus baru.
Keputusan tegas ini diambil menyusul kinerja buruk perusahaan yang terus merugi selama dua tahun berturut-turut, ditambah kegagalan mendapatkan kembali izin pengelolaan kawasan strategis Pelabuhan Tanjung Buton dari Kementerian Perhubungan.
“Kami harus ambil langkah tegas. Direksi dan komisaris lama terbukti lalai mengelola perusahaan. Ini menyangkut aset penting daerah,” tegas Direktur PT SPS, Bob Novitriansyah, dalam siaran persnya.
Ia menyebutkan bahwa keputusan RUPS sirkuler ini sah sesuai Pasal 91 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, serta Pasal 11 Ayat 7d Anggaran Dasar PT Samudera Siak.
Asisten II Setdakab Siak, Herianto, menyebut kegagalan mempertahankan izin pengelolaan Pelabuhan Tanjung Buton adalah bentuk kelalaian serius. Padahal, pelabuhan tersebut merupakan kawasan vital dengan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sangat besar.
“PT SS didirikan untuk kelola pelabuhan. Kalau itu gagal, artinya ada masalah serius. Kami mendukung penuh langkah perombakan total ini,” ujar Herianto.
Menurutnya, Pemkab Siak sudah menyiapkan instrumen dan badan usaha, termasuk PT KITB dan PT SS, untuk mengelola potensi ekonomi Tanjung Buton. Namun akibat salah kelola dan kurangnya transparansi, hasilnya justru nihil.
“Potensi PAD besar, tapi realisasinya nol. Itu sebabnya Ibu Bupati Afni Z. minta ada pembenahan menyeluruh,” tegasnya.
Muchsin resmi ditunjuk sebagai Direktur baru PT SS, sementara Didik Herwanto dipercaya sebagai Komisaris. Keduanya dihadapkan pada tugas berat, terutama merebut kembali kepercayaan pemerintah pusat untuk kembali mengelola kawasan pelabuhan.
Herianto menyatakan optimismenya terhadap jajaran baru, khususnya Muchsin yang dinilai memiliki keahlian mumpuni di bidang kemaritiman.
“Syaratnya memang berat, tapi kami yakin Pak Muchsin mampu. Ini saatnya PT SS bangkit dan kembali berkontribusi,” tutup Herianto.
Saat dikonfirmasi, Muchsin memilih tak mengomentari pergantian manajemen. Ia menegaskan akan fokus pada evaluasi internal dan perbaikan kinerja.
“Kami akan lakukan evaluasi menyeluruh dan segera mengambil langkah-langkah strategis, termasuk memperjuangkan kembali izin operasional Pelabuhan Tanjung Buton,” ujarnya singkat.
Laporan : Sary
Editor : Koko Haryadi
Lihat Berita dan Artikel Terbaru Publik News Lainnya di Google News
Redaksi Publik News menerima kiriman berita, rilis pers dan opini. Kirim ke: mediapubliknewscom@gmail.com atau WhatsApp: 0852 7213 4500






