SIAK, PUBLIKNEWS.COM – Sebanyak 706 perkara perceraian yang terjadi sejak Januari – November 2020 dan diantaranya ada 27 dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Siak, Riau.
Jumlah tersebut, jelas Panitera Pengadilan Agama Siak Fahryarozi, S.Ag, untuk tahun 2020 sendiri terdata 645 perkara yang terdaftar, sementara 61 perkara sisa dari tahun 2019 yang harus diselesaikan.
“Untuk tahun 2020, sudah 86,78 persen/614 perkara yang sudah diselesaikan,” kata Fahryarozi, dikutip Petah.id, Rabu (25/11/2020) petang.
Dari perkara tersebut, tambah Fahry, sebanyak 29 ASN di Siak yang melakukan perceraian dan didominasi karena perselisihan dan pertengkaran.
“Jumlah ASN yang bercerai berjumlah 4,69 persen/ 27 perkara. Namun, masih ada perkaranya yang berjalan, yang sudah putus perkaranya disebabkan karena perselisihan dan pertengkaran,” terang Fahry.
Dari 27 kasus perceraian yang terjadi pada ASN, pihak istri lebih banyak yang meminta cerai dan mengajukan gugatan ke pengadilan.
” Dari pihak suami untuk talak cerai sebanyak 29,6 persen atau 8 perkara sementara paling banyak dilakukan oleh pihak istri sebesar 70,4 persen/19 perkara,” tambahnya.
Lebih jauh dikatakan Fahry, rata-rata perceraian di Siak karena berbagai macam perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan karena ekonomi, pihak ketiga yang terjadi secara berlarut larut sehingga mengganggu keharmonisan kekeluargaan.
“Ada 13 penyebab perceraian, yang paling dominan di Kabupaten Siak adalah alasan perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus sebesar 78,50 persen, faktor ke dua meninggalkan salah satu pihak 16,20 persen dan alasan ekonomi hanya 3,55 persen,” jelasnya.
Dijelaskannya, perceraian ada dua jenis, pertama perceraian diajukan oleh istri yang disebut gugat cerai dan yang diajukan suami disebut Talak.
” Di Siak perkara cerai gugat sebesar 70,64 persen, dan perkara cerai talak yang diajukan suami sebanyak 29,36 persen,” rincinya.
Di Pengadilan Agama Siak, mulai bulan Juni 2020 setidaknya ada 50 – 70 perkara yang masuk setiap bulannya untuk melakukan proses perceraiannya. Angka itu lebih tinggi disaat awal-awal masa pandemi Covid -19 pada Maret-Mei.
Komentar