Banjir Keluhan, Warga Siak Soroti Pelayanan RSUD Tengku Rafi’an: Dari Obat Salah Resep hingga Dokter Abai Rujukan

Berita, Kesehatan, Siak373 views

SIAK, PUBLIKNEWS.COM — Suara rakyat kembali menggema dari Negeri Istana. Sejumlah warga Siak menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Tengku Rafi’an Siak Sri Indrapura. Mulai dari dugaan salah pemberian obat, pelayanan lambat, hingga praktik medis yang disinyalir lebih mengedepankan bisnis ketimbang kemanusiaan, kini menjadi sorotan publik.

Seorang warga menyampaikan pengalaman pilu ketika keluarganya sakit dan dirawat di RSUD mendapat pelayanan yang kurang etis dari oknum dokter, ketika ditanya oleh pasien “bagaimana penyakit pasien? Dan tidak lanjut nya bagaimana?” dan seorang dokter membalasnya “Saya itu saya bukan dukun pak, bisa tau penyakitnya apa”.

Kata-kata itu yang kurang etis disampaikan oleh seorang dokter, yang notabene sebagai digaji dari keringat rakyat itu sendiri. Masyarakat pun ramai-ramai mengecam tindakan tersebut, bahkan menyebutnya sebagai “perilaku tak beretika”.

Masalah lain juga mencuat dari sistem pelayanan pasien di RSUD Siak yang dinilai tak efisien. Semua pasien dari berbagai penyakit dikumpulkan dalam satu ruangan pendaftaran.

“Seharusnya ada pemisahan agar lebih tertib dan efisien” ujar warga.

Tak hanya itu, kabar bahwa RSUD bekerja sama dengan apotek tertentu juga menjadi bahan perbincangan. Banyak warga menduga bahwa pembelian obat di luar rumah sakit diarahkan secara sistematis untuk kepentingan bisnis.

Ironisnya, pelayanan dokter di RSUD hanya tersedia hingga Jumat. Warga yang sakit di akhir pekan harus menunggu hingga Senin untuk mendapatkan penanganan medis. Sementara itu, pasien yang sudah terlanjur dirawat hanya menerima infus tanpa kejelasan tindakan lanjutan.

Seorang ibu bahkan mengungkapkan kesedihannya ketika anaknya yang masih berusia 1,7 bulan dengan kondisi perut membengkak akibat infeksi selang *VP shunt* tidak langsung dirujuk ke Pekanbaru. Dokter menyebut anaknya “tidak kritis”, meski gejala menunjukkan kondisi darurat. Sang ibu terpaksa membawa anaknya sendiri ke RS Awal Bros untuk penanganan lebih lanjut.

Warga juga menyoroti praktik bidan di kampung-kampung yang membuka layanan pribadi berdekatan dengan Pustu. Hal ini dianggap memberatkan warga karena harus membayar lebih mahal ketimbang memanfaatkan fasilitas gratis.

“Bukannya terbantu, kami malah harus rogoh kocek untuk berobat ke praktek pribadi. Kami mohon Ibu Bupati mengevaluasi izin praktek bidan seperti ini,” ungkap seorang warga.

Riyan Azhari, Ketua SIMBA (Siak Muda Berbicara), juga angkat suara menanggapi situasi ini.

“Pelayanan kesehatan adalah hak dasar setiap warga negara. Ketika pelayanan di rumah sakit justru menciptakan ketidakadilan, keterlambatan, bahkan potensi bahaya bagi nyawa, maka ini sudah masuk ke ranah darurat moral dan etika. Kami dari SIMBA mendesak agar Pemkab Siak membentuk tim independen untuk mengevaluasi total RSUD Tengku Rafi’an. Kami siap mengawal aspirasi rakyat demi terwujudnya pelayanan kesehatan yang manusiawi dan berintegritas,” tegasnya.

Seruan “Tegakkan marwah di negeri sendiri” kini menjadi harapan besar masyarakat Siak. Mereka berharap Pemerintah Kabupaten Siak, khususnya Bupati, turun tangan menertibkan sistem dan oknum di balik pelayanan kesehatan yang mengecewakan tersebut. Rakyat menjerit bukan karena biaya, tapi karena rasa kecewa dan kehilangan kepercayaan.

 

Laporan : Sary 

Editor : Koko Haryadi 



Lihat Berita dan Artikel Terbaru Publik News Lainnya di Google News


Redaksi Publik News menerima kiriman berita, rilis pers dan opini. Kirim ke: mediapubliknewscom@gmail.com atau WhatsApp: 0852 7213 4500