SIAK, PUBLIKNEWS.COM – Sekitar puluhan hektar lahan perswahan di Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, Riau dilanda kekeringan. Tentu situasi itu dapat berakibat buruk bagi petani yang ada di kecamatan lumbung padi.
Petani selalu terbentur dengan kebutuhan air disaat kemarau. Sementara mereka harus bertanam dengan target penghasilan 8 Ton perhektar.
Target bertolak belakang dengan keadaan yang dialami petani. Masalah air tidak pernah luput dari problem yang mereka hadapi. Meski di Kecamatan Bungaraya sudah ada pompanisasi, namun sampai saat ini masih belum memadai.
“Masalah air setiap kemarau faktor utama yang mengancam petani padi. Ada pompanisasipun tak mampu mengairi seluruh hamparan sawah yang ada. Apalagi ke kampung ini yang jauh dari mesin pompanya,” kata Lukman (40) salah satu petani Kampung Langsat Permai kepada publiknews.com, Sabtu (3/8/2024) pagi di sawah miliknya.
Lukman juga mengatakan, saat ini yang bisa tercukupi airnya hanya beberapa kampung saja. Sementara, di kampungnya ketika musim hujan yang memberikan berkah baginya.
“Kalau kampung yang dekat pompanisasi masih bisa bertahan airnya hingga panen. Tapi kalau di Langsat Permai ini hanya air hujan yang bisa menolong,” tambahnya.
Petani lain juga mengeluhkan susahnya mengairi sawah miliknya. Untuk musim ini ia hanya bisa pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Sekeliling irigasi kering, jangankan untuk mengairi sawah. Untuk cuci tangan saja gak ada. Musim ini saya hanya bisa pasrah kepada Allah, semoga ada hujan dalam waktu dekat ini,” kata Didik petani Jatibaru.
Menanggapi hal itu, pejabat fungsional PU Siak Iswanto mengatakan, saat ini pompa yang ada belum memadai. Ia berharap, pompa yang baru dibangun segera diserah terimakan ke Pemkab Siak pengoperasiannya.
“Satu pompa belum memadai untuk mengairi petakan sawah yang ada di Kecamatan Bungaraya. Semoga yang satunya cepat diserah terimakan ke kita pengoperasiannya,” kata Iswanto.
Ditambahkan Iswanto, kapasitas satu unit pompa untuk melayani maksimal 1000 hektar. Kalau pompa yang baru sudah diserah terimakan dari BWSS, baru bisa melayani dua kali lipat dari yang sekarang.
Selain itu, kata Iswanto, operasional untuk mesin pompa sangat besar. Meski demikian belum bisa mengairi seluruh hamparan sawah yang ada di Kecamatan Bungaraya.
“Bayangkan saja hidup10 jam membutuhkan 1200 liter. Begitu besar subsidi untuk petani, itu baru untuk mesin.Harga minyak industri berkisar 21 ribu perliter. Kapasitas satu unit pompa melayani maksimal 1000 hektar, pompa yang baru belum diserahkan operasionalnya ke kita, sehingga belum bisa semua luas sawah terlayani,” terangnya.
Iswanto juga menjelaskan, saat ini hanya sebagian kecil yang mengalami kekeringan. Untuk yang lainnya, sudah terpenuhi.
“Kalau untuk Kemuning, Bungaraya, Tuah, Buantan Lestari dan Jayapura sudah ada stok air. Selain dibantu hujan, dari pompa sebagian sudah dialirkan ke sana. Tapi kalau untuk Langsat Permai jangkauannya terlalu jauh, sehingga kondisinya di sana masih kekeringan, sebagian juga Kampung Jatibaru,” urainya.
Sementara itu, Kasatker Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) III Riau Cahaya Santoso Samosir mengatakan, serah terima pompa yang baru dijadwalkan dalam bulan ini.
“Kami sedang mempersiapkan serah terimanya. Semoga Agustus ini bisa kita laksanakan,” tulis Cahaya saat dikonfirmasi melalui WhatsApp.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, sekitar tujuh puluhan hektar sawah di Kampung Langsat Permai kekeringan. Mirisnya, ada yang baru siap tanam kondisi tanahnya terlihat pecah-pecah. Hal itu disebabkan saluran subskunder di sana dangkal dan kering, sehingga petani tidak bisa mengairi sawahnya.
Laporan: Koko
Lihat Berita dan Artikel Terbaru Publik News Lainnya di Google News
Redaksi Publik News menerima kiriman berita, rilis pers dan opini. Kirim ke: mediapubliknewscom@gmail.com atau WhatsApp: 0852 7213 4500
Komentar