Viral, Ini Potret Kehidupan Warga Miskin yang Tinggal di Samping Kantor Bupati Siak

Siak, Sosial Budaya9,267 views

SIAK, (Publiknews.com) – Keluarga Amir (50) dan Asmarinah (37) berada dibawah garis kemiskinan dan bisa dikategorikan Fakir, kehidupan yang tidak layak mereka jalani setiap harinya. Jangankan untuk membeli peralatan di rumah, untuk makan sehari saja terkadang Amir bekerja keras untuk itu.

Amir dan istrinya hidup bersama 5 anak di gubuk kecil di tengah kebun karet di Dusun Tanjung Agung Kelurahan Sungai Mempura Kecamatan Mempura Kabupaten Siak, Riau. Hanya berjarak 700 meter jika dilihat di Google Maps dari perkantoran Bupati Siak. Namun, keluarga ini seperti diabaikan oleh pemerintah.

Amir sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan di kampungnya, kadang penghasilannya sehari itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan istri dan ke lima anak-anaknya.

“Kadang perhari dapat 60 – 70 ribu dari kerja menebas lahan, kadang membantu mendodos sawit milik warga setempat. Untuk membeli lauk makan pagi sore ya bisa pak, kadang kalau tidak ada kerja ya harus menahan lapar,” Kata Amir kepada publiknews.com, Kamis (2/1/2019).

Lanjut Amir, jika tidak ada penghasilan dihari ini ia dan keluarga hanya mampu makan seadanya. “Kadang makan rebus ubi dan rebus pisang muda untuk ganjal perut,” Jelasnya.

Kondisi gubuk yang dimiliki keluarga Amir sangat memprihatinkan, untuk masuk ke rumahnya harus meniti jalan setapak diantara kebun getah, gubuk Amir hanya berdinding terpal hitam yang sudah robek, pintu menggunakan karpet usang, lantai beralas tanah, kakus yang berada diluar rumah, tempat mandi terbuka yang dibuat dekat dengan aliran air parit, dapur dan ruang tamu menjadi satu karena ukuran gubuk hanya 4 x 5 meter dan hanya memiliki satu kamar yang ia tempati bersama anaknya Cinta dan Arjun, sedangkan ke tiga anak lain tidur di ruang tamu itu.

“Kalau hari hujan atap bocor,” Ujar Amir.

Pasangan Amir dan Asmarina memiliki tiga anak bernama Muhammad Ibrahim (9) yang duduk dibangku SD 10 Mermpan Hilir, Cinta Permata Candra (7) belum bersekolah dan si bungsu Arjuna Candra (5). Sedangkan dua anak lagi bernama Ramadani (18) dan Basir (15) berasal dari pasangan Asmarinah dengan suami pertamanya, mereka ikut tinggal bersama keluarga baru Amir. Ramadani diketahui tidak bersekolah lagi dan Basir kini bersekolah disalah satu MTs di Kerinci Kabupaten Pelalawan dengan dana bantuan dari Ustadz yang tidak disebut namanya oleh Amir.

Asmarina istri Amir mengatakan saat ini ia terkena penyakit rabun yang parah hampir mengalami kebutaan, dan anaknya beberapa waktu lalu mengalami penyakit kudis di kulit kepalanya.

“Semenjak lahir anak bungsu, saya terkena rabun yang parah, dan anak kami kena kudis di seluruh kepalanya. Belum ada bantuan kesehatan untuk kami sampai sekarang,” Kata Asmarina.

Sementara itu, Camat Mempura Desi juga sedih melihat keluarga Amir. Hanya saja bantuan resmi pemerintah seperti RLH mempunyai proses yang jelimet.

“Kalau RLH kita harus usulkan terlebih dahulu, tapi itu prosesnya sangat lama,” kata dia.

Untuk memangkas proses itu lanjutnya, ada alternatif lain untuk membantu keluarga Amir. Alternatif itu adalah mengusulkan bantuan dana zakat ke Baznas Siak.

“Saya sendiri yang akan segera berbicara dengan ketua Baznas. Saya yakin keluarga itu dapat bantuan atau dapat dicatat sebagai penerima zakat (Mustahik),” kata dia.

Selain itu, Desi juga sudah mulai membantu pengurusan legalitas kependudukan Amir dan keluarganya secara resmi. Bahkan mendorong para dermawan untuk memberi bantuan langsung berupa sembako, perkakas rumah tangga atau pakaian layak pakai untuk keluarga itu.

Saat dikonfirmasi, Muklis Lubis selaku Ketua RT 14 Dusun Tanjung Agung Kelurahan Sungai Mempura Kecamatan Mempura Kabupaten Siak, Riau. Mengatakan bahwa beberapa bantuan sudah diberikan kepada keluarga Amir. Namun bantuan berupa rumah dan kesehatan belum dapat direalisasikan, karena tersangkut oleh permasalahan legalitas keluarga Amir.

“Kalau dari pihak kami sudah beri bantuan. Kalau bantuan untuk bangun rumah dan bantuan kesehatan kami tidak bisa, masalahnya keluarga Amir itu belum melapor bahwa dia statusnya sudah bercerai dengan istri lama, status dengan istri barunya itu belum jelas, dan mereka tidak punya KK atau legalitas lain, hanya KTP Amir memang berasal dari warga kami,” Ungkapnya.

Berdasarkan informasi, setelah beredar pemberitaan tentang keluarga Amir, sudah banyak pihak membantu sukarela berupa Sembako dan berbagai macam peralatan rumah tangga.

“Dari Kapolres Siak, organisasi MPKS dan warga sekitar sudah membantu kami,” Tutup Amir.

Laporan : Wahyu

[ays_poll id=1]

Lihat Berita dan Artikel Terbaru Publik News Lainnya di Google News


Redaksi Publik News menerima kiriman berita, rilis pers dan opini. Kirim ke: mediapubliknewscom@gmail.com atau WhatsApp: 0852 7213 4500

Komentar