SIAK, (Publiknews.com) – Lebih dari empat ratus orang masyarakat dusun Jatimulya, kampung Jatibaru, kecamatan Bungaraya, kabupaten Siak, Riau melakukan gotong royong melanjutkan pembangunan Masjid Al-Muttaqien pada Minggu, (16/12/2018). Masjid yang direncakan tiga lantai itu, kini sudah memasuki tahap pengecoran lantai terakhir.
Dengan menggunakan sedikitnya sekitar sepuluh alat pengaduk semen (molen), masyarakat saling bergantian mengoperasikannya. Selain itu, ada juga yang bertugas mengantarkan adukan semen dengan menggunakan gerobak sorong atau angkong mendorongnya ke lantai atas secara estapet.
Walau dengan menggunakan alat manual, Masjid yang menelan biaya miliaran rupiah itu kini hampir selesai. Tampak dari jauh, masyarakat bekerja sesuai keahlian masing-masing. Ada yang bagian ngaduk semen, ada yang memasukkan kerikil dan pasir ke dalam adukan, dan ada yang bagian mlaster.
Kegitan yang hampir jarang dijumpai saat ini, namun di kampung tersebut masih tetap berjalan dengan baik. Sebab, sistem gotong royong seiring perkembangan zaman, hampir susah dijumpai di Indonesia terutama di perkotaan.
“Kalau di kampung, gotong royong masih terus kita galakkan, apalagi untuk bangun tempat ibadah seperti ini. Masyarakat masih peduli dengan sistem gotong royong disegala kegiatan. Tapi, kalau diperkotaan mungkin susah kita jumpai,” terang H M Winto kepada Publiknews.com di lokasi.
Meski dengan alat seadanya, pekerjaan itu tampak ringan bila dikerjakan dengan sistem gotong royong. Sehingga, pekerjaan yang berat tidak terasa.
“Sesuatu pekerjaan yang berat akan terasa ringan jika dikerjakan secara gotong royong, apalagi pekerjaan pembangunan Masjid seperti ini,” lanjutnya.
M Winto juga menjelaskan, bahwa dana yang digunakan itu berasal dari infak masyarakat dari dalam maupun luar daerah.
“Kalau masalah anggaran pembangunan ini kita dapatkan dari sodakoh Jariah atau infak. Ada yang berbentuk barang dan ada juga berbentuk uang. Itupun tidak dari masyarakat di desa ini saja, akan tetapi banyak juga dari masyarakat luar Bungaraya juga ada,” paparnya.
Lebih jauh Winto menjelaskan, pekerja yang ikut gotong royong itu bukan masyarakat tempatan saja. Akan tetapi, melibatkan walimurid yang anaknya sekolah di Ponpes Al-Muttaqien.
“Selain masyarakat dusun Jatimulya, kita juga melibatkan orang tua murid yang sekolah di pondok pesantren Al-Muttaqien ini,” kata Winto Tokoh Masyarakat yang juga Kepala Sekolah di salah satu SDN di Bungaraya itu.
Anggaran yang kita butuhkan pembangunan Masjid ini, lanjut Winto, sesuai RAB berkisar 3,5 miliar.
“Sesuai RAB dari awal hingga selesai biaya yang kita butuhkan sekitar 3,5 miliar sampai selesai,” lanjutnya.
Hal senada juga disampaikan K.H Khairul Mubtadiin selaku pengasuh Pondok Pesantren Al-Muttaqien, dikatakannya, untuk saat ini masih banyak biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan Masjid itu. Oleh sebab itu, pihaknya masih membutuhkan donasi dari luar.
“Biayanya masih kurang banyak, makanya kita masih berharap kepada donatur yang mau menyumbangkan hartanya sebagai catatan amal di akhirat nanti. Karena, amal ini akan selalu mengalir jika kita sudah mati nanti,” tukasnya.
Informasi yang berhasil dirangkum media ini, pekerjaan itu akan dilakukan hingga malam hari. Selain melibatkan walimurid, pekerja itu juga melibatkan seluruh masyarakat dusun Jatimulya dengan cara bergilir setiap RT.
Laporan : Koko
Lihat Berita dan Artikel Terbaru Publik News Lainnya di Google News
Redaksi Publik News menerima kiriman berita, rilis pers dan opini. Kirim ke: mediapubliknewscom@gmail.com atau WhatsApp: 0852 7213 4500
Komentar