Karena Keseringan Main Game Online di Ponsel, Mata Remaja ini Buta

Kesehatan2,855 views

SUMUT, (Publiknews.com) – Seorang remaja di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, mengalami kebutaan. Diduga, penyebabnya akibat keseringan bermain game online melalui ponselnya.

Remaja bernama Surya Utama (19), warga Dusun I, Desa Pinangripan, Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan, ini tak lagi dapat menjalankan aktivitasnya seperti biasa.

Surya mengatakan, awalnya matanya memerah namun tidak ada rasa sakit. Keesokan harinya, pandangannya gelap. Surya yang mengalami kebutaan sejak Juni lalu menduga penyebabnya adalah kebiasaan bermain gadget.

“Ya main game itu. Biasanya Mobile Legend, PUBG. Tapi seringnya FreeFire mas,” kata Surya saat melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Khusus Mata Sumatera Eye Centre (Smec), Jalan Iskandar Muda, Medan, Selasa (10/9).

Surya mengaku, dalam sehari dapat menghabiskan waktu tiga sampai lima jam bermain game online.

“Seringnya di malam hari. Kadang di tempat gelap sekalian ngecas HP. Kalau tidurnya tergantung. Kadang jam 2, kadang jam 3,” ujar Surya.

Ia mengatakan, tidak banyak aktivitas yang dilakukannya di rumah dengan kondisinya sekarang. Untuk ke kamar mandi saja, ia harus meraba-raba dinding. Begitu juga untuk berjalan dari kamarnya ke depan rumahnya.

“Untungnya saya masih hafal kondisi di rumah,” ungkap Surya.

Surya Utama akan berkonsultasi dengan tim Dokter RSMC, Medan, Selasa (10/9/2019). (Foto: Kita-kini)

Supardi, sang ayah, mengaku merasa khawatir dengan kondisi anak pertamanya dari dua bersaudara itu karena tidak bisa melihat.

“Sudah lima kali ke rumah sakit dan akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit SMEC Medan. Saya berharap yang terbaik untuk Surya,” kata Supardi.

Sementara itu, dr. Pinto Yusneni Pulungan Sp. M., mengatakan untuk memastikan diagnosa awal dari rumah sakit sebelumnya, Surya menjalani beberapa tahap pemeriksaan hingga matanya di-scanning. Hasilnya, Surya memang murni mengalami glaukoma.

“Dari hasil scanning, sudah kita dapatkan bahwa saraf dia sudah mengalami atrofi atau kematian saraf. Glaukoma primer itu, penyakit generatif atau tidak sembuh, dengan peninggian tekanan bola mata dan kerusakan pada saraf penglihatan,” kata Pinto.

Menurut Pinto, glaukoma yang dialami Surya tak ada kaitannya dengan aktivitasnya suka bermain game online. Namun, jika disebabkan karena penyakit lain bisa saja mungkin, misalnya keletihan pada mata atau infeksi.

“Pasien bisa dengan alasan bermacam-macam. Tapi kami tegakkan diagnosa sesuai hasil pemeriksaan. Dia murni glaukoma, tapi datang terlambat,” ujar Pinto.

Dalam istilah medis, glaukoma bisa disebut ‘pencuri mata’. Sebab, penderitanya tak menyadari ada penyakit itu. Apalagi gejala penyakit ini sangat samar, bahkan tanpa keluhan. Tiba-tiba pandangan kabur dan mengalami kebutaan.

Hingga kini, pihak medis sendiri belum mampu menyembuhkan penyakit ini, karena memang merupakan penyakit yang tak bisa sembuh.

Penanganan paling maksimal yang bisa dilakukan adalah memperpanjang penglihatan sebelum mengalami kebutaan total. Dokter biasanya memberi obat tetes, konsumsi obat, hingga operasi agar pasien bisa kembali pada tekanan atau titik normal.

“Makin normal maka (untuk mencapai) kebutaan makin lama. Karena tak mungkin sembuh. Jadi kita melakukan penurunan tekanan untuk memperpanjang penglihatannya,” pungkasnya.(kumparan)

 

Editor: Ge. Setiawan

76
Siapa Calon Bupati dan Wakil Bupati Siak Pilihanmu?


Lihat Berita dan Artikel Terbaru Publik News Lainnya di Google News


Redaksi Publik News menerima kiriman berita, rilis pers dan opini. Kirim ke: mediapubliknewscom@gmail.com atau WhatsApp: 0852 7213 4500

Komentar